PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN DAN

KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Semarang)

Oleh :

Ardiani Ika S

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

ABSTRACT

Framework of this research plan is based on considerations of motivation attitude of professionalism among auditors with the leadership of the CAC. In an audit process conducted by the firm will set up a team consisting of men and women, in decision-making process usually occurs a few conflicts between men and women. This is similar to research conducted by Rahmawati and Setyaningtyas in 2004. An auditor in performing its duties in making audit judgments are influenced by many factors, both technical and non technical. Behavioral aspects of individuals, as one of many factors that affect the making of audit judgments By now receiving more and more attention from accounting practitioners or from academics.

In addition, this study is a replication of research conducted by Hartanto and Kusuma (2000), which examines the effect of obedience pressure on audit judgments. Of the few existing references such as research conducted Jamilah et al, Rahmawati, Zulaikah and other most talked about gender, compliance and audit judgments pressure. This study also provides extensions to the techniques of analysis using different test average. Analysis techniques to examine differences in judgments made by auditors viewed from the perspective of gender.

In addition, this study wanted to test the influence of gender, compliance pressures and task complexity on audit judgments. Thus, the hypothesis was first proposed) gender did not influence audit judgments 2) pressures affect compliance audit judgments 3) the complexity of the task affect audit judgments. Unit analysis of this study is the auditors who work pad KAP in Semarang, senior and junior level auditor who was taken by a random sampling. After doing the questionnaire, the sample chosen for analysis as much as 41 people. Recommended to other researchers to take a different approach from what I have done, namely by taking the variables: gender, audit experience, pengabdian to the professionalism, responsibility, self-reliance. Given this continued research is expected to issue about auditors will audit judgments obtained in a more comprehensive solution.

PENDAHULUAN

Menurut Jamilah et al (2007), gender diduga menjadi salah satu faktor level individual yang turut mempengaruhi audit judgment seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita juga menyebutkan bahwa wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam mengambil keputusan dibandingkan dengan pria. Rugger dan King (1992) dalamJamilah et al (2007) menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi dibandingkan pria. Gilligan (1982) dalam Jamilah et al (2007). menyatakan pengaruh gender terhadap perbedaan persepsi etika terjadi pada saat proses pengambilan keputusan. Namun demikian gender terhadap pemprosesan informasi dan judgment belum banyak teruji dalam konteks penugasan audit atau penugasan sebagai auditor

Isu mengenai gender dalam pengambilan keputusan kini banyak diperbincangkan dan juga diperdebatkan dalam masalah mengenai gender pada lingkungan kerja. Di Indonesia, walaupun kajian yang komprehensif belum banyak dilakukan namun tuntutan mengenai hai ini perlu diperlukan dan menjadi Pertanyaannya adalah mengapa kajian mengenai gender menjadi begitu penting? Jawabnya adalah tidak lepas dari adanya indikasi meningkatnya keterlibatan wanita, khususnya pada suatu organisasi (Djuari dan Titik, 2005).

Pandangan terhadap gender sering kali dihubungkan dengan sifat positif dan negatif. Pria dipandang memiliki sifat kuat dan keras, yang memiliki konotasi positif, sedangkan wanita dipandang memiliki sifat yang lemah lembut, yang dipandang negatif di lingkungan pekerjaan, dalam perkembangan selanjutnya diperoleh bukti bahwa sifat-sifat wanita memiliki kelebihan dibandingkan sifat pria (Hartanto dan Kusuma, 2000).

Penelitian mengenai audit judgment penting bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) dan auditor agar mereka menjadi lebih baik lagi dalam mengambil audit judgment yang tidak bertentangan dengan standar profesional dan juga memberikan tambahan gambaran tentang dinamika-dinamika yang terjadi di dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) khususnya auditor dalam membuat audit judgment bagi akademi dan masyarakat umum memberikan kontribusi dalam menambah pengetahuan dibidang akuntansi keperilakuan dan auditing untuk menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hartanto dan kusuma (2000) yang meneliti tentang analisis pengaruh tekanan ketaatan terhadap judgment auditor. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu penelitian yang dilakukan Hartanto dan kusuma (2000) tidak memasukkan variabel kompleksitas tugas dan gender, Hartanto dan kusuma (2000) hanya memasukkan variabel tekanan ketaatan saja. Penelitian ini juga memberikan ekstensi pada teknik analisis uji beda rata-rata. Teknik analisis tersebut untuk menguji perbedaan judgment yang dibuat auditor dilihat dari sudut pandang gender, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas.

Rumusan Masalah

Seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat judgment dipengaruhi oleh banyak faktor baik bersifat teknis maupun non teknis. Salah satunya dipengaruhi oleh perilaku yang berbeda antara perilaku individu. Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antar gender, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas tujuan yang dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dan menganalisis tentang perbedaan gender, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas baik secara parsial maupun secara simultan terhadap audit judgment

TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Gender

Menurut penelitian Mosse (1996), mengartikan tentang gender diartikan sebagai seperangkat peran yang dimainkan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa seseorang itu adalah feminim atau maskulin. Penampilan, sikap, sifat, tanggung jawab dalam keluarga adalah perilaku-perilaku yang akan membentuk peranan gender.

Dalam penelitian Nugrahaningsih (2005) konsep gender dalam penelitian ini berdasarkan konsep seks (jenis kelamin). Pengertian jenis kelamin merupakan kodrat yang ditentukan secara biologis. Pria dan wanita akan menunjukkan perbedaan dalam perilaku bertindak berdasarkan pada sifat yang dimiliki dan kodrat yang telah diberikan secara biologis

Menurut Umar (1999) dalam Mutmainah (2007) pengertian gender diartikan sebagai konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki maupun perempuan dilihat dari suatu sudut non biologis, yaitu dari aspek social, budaya maupun psikologi. Penelitian yang diambil oleh Etty (2004) dalam Hamzah dan Paramita(2005) mengartikan gender sebagai pembagian peran serta tanggungjawab, baik laki-laki maupun perempuan, tang diterapkan secara social maupun kultural.

Tekanan Ketaatan

Tekanan ketaatan atau kepatuhan adalah suatu dimana auditor mendapatkan tekanan yang tidak sesuai yang datang dari pihak-pihak tertentu, `baik dari manajer, partner, atasan dan lainnya dan auditor tersebut mau ataupun tidak mau harus mematuhinya. Bukan hanya dari atasan tekanan yang didapat dari segi waktu yang mudah ditentukan. Hal ini dapat memberikan tingkatan yang berpengaruh pada judgment auditor tersebut (Rahmawati dan Setyaningtyas, 2004).

Kata “taat” menurut kamus bahasa Indonesia, “taat” berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Jadi dalam hubungannya dalam auditor, ketaatan adalah suatu kepatuhan untuk melakukan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan yang diwajibkan atau diharuskan untuk melaksanakan (Hartanto, 2000).

Kompleksitas Tugas

Kompleksitas tugas dapat didefinisikan sebagai tugas yang kompleks, tersendiri atas bagian-bagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugas yang kompleks, auditor yunior sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian, kemampuan dan tingkat kesabaran yang tinggi (Jmilah et al, 2007)

Akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Dalam keadaan ini, klien bisa mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Klien bisa menekan auditor untuk mengambil tindakan yang melanggar tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Auditor secara umum dianggap termotivasi oleh etika profesi dan standar pemeriksaan, maka auditor akan berbeda dalam situasi konflik. Memenuhi tuntutan klien berarti bisa melanggar standar. Namun dengan tidak memenuhi tuntutan klien bisa mendapatkan sanksi oleh klien berupa kemungkinan penghentian penugasan. Karena pertimbangan profesional berdasarkan pada nilai dan keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peranan penting dalam mengambil keputusan akhir. Penelitian sebelumnya menunjukkan bukti bahwa auditor mendapatkan perintah tidak tepat baik itu dari atasan maupun dari klien cenderung akan berperilaku menyimpang dari standar profesional

Audit Judgment

Hogarth (1992) dalam Jamilah et al (2007) mengartikan judgment sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Judgment merupakan suatu proses yang terus menerus untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds.

Seorang akuntan (auditor) dalam proses audit memberikan opini dengan judgment yang didasarkan pada kejadian-kejadian di masa lalu, sekarang dan dimasa yang akan datang. Seperti yang diungkapkan oleh Rahmawati dan Setyningtyas (2004), judgment bisa berarti keputusan yang diambil oleh auditor dalam memeriksa laporan keuangan pada suatu perusahaan atau lembaga tertentu, melalui pertimbangan-pertimbangan yang tertentu. Gibbin (1984) dalam Jamila et al, 2007) mengatakan bahwa proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unflog. Sebagai gambaran, auditing memiliki tiga sumber informasi yang potensial untuk membuat pilihan: (1) teknik manual, (2) referensi yang lebih detail, (3) teknik keahlian. Berdasarkan proses informasi dari ketiga sumber tersebut, akuntan mungkin akan melihat sumber yang pertama, tergantung pada keadaan perlu atau tidaknya diperluas dengan sumber informasi kedua, atau dengan sumber informasi yang ketiga, tetapi jangan memakai yang keduanya.

Penelitian Terdahulu

1) Hartanto dan Kusuma (2000) meneliti tentang “Analisis Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Judgment Auditor”. Yang menggunakan objek penelitian Mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi dari Universitas Gajah Mada, UNDIP, DAN Universitas Negri Surakarta yang akan di pakai sebagai proksi auditorpemula. Variabel penelitiannya adalah Tekanan Ketaatan (X), Judgment auditor (Y) Hasil penelitiannya adalah (1) Intrusksi dari atasan dalam kantor audit akan memberikan tekanan ketaatan secara signifikan atas auditor bawahan yang mempengaruhi judgment bawahan meskipun instruksi tersebut jelasa tidak tepat. (2) Menyatakan bahwa tekanan partner akan lebih kuat dari pada tekanan manajer, Bahwa menunjukkan tekanan partner tidak berbeda secara signifikan terhadap tekanan manajer. (3) Adanya pengaruh autoritarianisme padakelompok perlakuan tekanan manajer dan partner. (4) Besarnya jarak hirarkis antara atasan dan bawahan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap judgment yang diambil oleh auditor yang memiliki autoritarian tinggi dan auditor berautoritarian rendah. (5) Adanya pengaruh gender pada kelompok perlakuan tekanan manajer dan partner

2)Ardi Hamzah dan Paramita (2005) meneliti tentang “Perbedaan Perilaku Etis dan Tekanan Kerja Perspektif Gender dalam Audit Judgment Laporan Keuangan Historis dan Kompleksitas Tugas”. Yang menggunakan objek penelitiannya Akuntan yang bekerja dalam KAP di Surabaya dan pernah melakukan penugasan audit serta memiliki pengalaman audit minimal selama dua tahun. Variabel penelitiannya adalah Gender (X), Perilaku etis (Y1), Tekanan kerja (Y2). Hasil penelitiannya adalah (1) Tidak terdapat perbedaan tekanan kerja dan perilaku etis secara signifikan diantara responden perempuan dan laki-laki dalam menyelesaikan tugas yang kompleks untuk pembuatan judgment atas laporan keuangan historis. (2)Terdapat perbedaan tekanan kerja dan perilaku etis secara signifikan diantara status pernikahan responden dalam menyelesaikan tugas yang kompleks untuk pembuatan judgment atas laporan keuangan historis.(3)Terdapat perbedaan tekanan kerja dan perilaku etis secara signifikan diantara tingkat pendidikan responden dalam menyelesaikan tugas yang kompleks untuk pembuatan judgment atas laporan keuangan historis.(4)Terdapat perbedaan tekanan kerja dan perilaku etis secara signifikan diantara jabatan responden dalam menyelesaikan tugas yang kompleks untuk pembuatan judgment atas laporan keuangan historis. (5) Terdapat perbedaan tekanan kerja dan perilaku etis secara signifikan diantara pengalaman responden dalam menyelesaikan tugas yang kompleks untuk pembuatan judgment atas laporan keuangan historis.

3)Putri Nugraningsih (2005) meneliti tentang “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Study Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus Of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity)”. Yang menggunakan objek penelitiannya auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Wilayah Surakarta dan DIY. Variabel penelitiannya adalah Locus Of Control (X1), Lama Pengalaman Kerja (X2), Gender (X3), Equity Sensitivity (X4) dan Perilaku Etis (Y). Hasil penelitiannya adalah (1) terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor internal Locus Of Control dan Auditor Of Control. (2) Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan terhadap auditor senior dan auditor yunior. (3) Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan terhadap auditor pria dan auditor wanita. (4) Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan terhadap auditor pria dan auditor wanita. (5) Terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor benevolents dan auditor entitleds.

4) Dra. Zulaikha M.Si (2006) meneliti tentang “Pengaruh Interaksi Gender Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Asuditor Terhadap Audit Judgment”. Yang menggunakan objek penelitiannya mahasiswa lulusan S1 jurusan akuntansi yang sedang menempuh program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Dan program Magister Sains Akuntansi (MAKSI). Variabel penelitiannya adalah Gender (X1), Kompleksitas Tugas (X2), Pengalaman Asuditor (X3), dan Audit Judgment (Y). Hail penelitiannya adalah (1) Isu gender atau peran ganda perempuan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan kognitifnya dalam pembuatan judgment. (2) Isu gender tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan kognitif perempuan dalam pembuatan judgment, bahkan dalam penugasan audit yang kompleks.(3) Interaksi gender dan pengalaman sebagai auditor berpengaruh signifikan terhadap keakuratan audit judgment atas penilaian saldo akun persediaan.

5) Siti Jamilah, Zaenal Farani, dan Grahita Gandrarin (2007), meneliti tentang “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment” yang menggunakan objek penelitiannya seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Directory Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2003. Variabel penelitiannya adalah Gender (X1), Tekanan Ketaatan (X2), Kompleksitas Tugas (X3) dan Audit Judgment (Y). Hasil penelitiannya adalah bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment, tekanan ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment, kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.

6) Siti Mutmainah (2007) meneliti tentang “Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis (Ethical Intention) dan Orientas Etis Dilihat Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi Rekruitmen Staf Profesional pada Kantor Akuntan Publik”. Yang menggunakan objek penelitian mahasiswa yang berasal dari bidang ilmu akuntansi, hukum dan teknik Informatika dari dua Universitas besar di Semarang. Variabel penelitiannya adalah evaluasi etis (X1), intensi etis (X2), orientas etis (X3), gender (Y1) dan disiplin ilmu (Y2). Hasil penelitiannya adalah (1) Terdapat perbedaan signifikan orientasi etis diantara responden laki-laki dan perempuan. (2) Tidak ada perbedaan signifikan interaksi etis diantara responden laki-laki dan perempuan. (3) Tidak ada perbedaan signifikan evaluasi etis diantara responden laki-laki dan perempuan. (4) Terdapat perbedaan signifikan orientasi etis diantara responden yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. (5) Terdapat perbedaan signifikan intensi etis diantara responden yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda. (6) Terdapat perbedaan signifikan evaluasi etis diantara responden yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.

7) Y. Anni Aryani dan Rahmawati (2007) meneliti tentang “Variabel Pertimbangan Moral Authoritarian dan Gender Memoderai Penaruh Tekanan Kepatuhan dengan Judgment Auditor”.Yang menggunakan objek penelitian Mahasiswa akuntasi yang telah menempuh mata kuliah auditing Universitas Sebelas Maret Surakarta.Variabel penelitiannya adalah Tekanan Kepatuhan (X), Judgment auditor (Y) danVar Moderating, Gender, Pertimbangan Moral, Authoritarian. Hasil penelitiannya adalah (1) Ketika dibawah tekanan kepatuhan auditor yang mempunyai pengaruh pertimbangan moral yang tinggi untuk membuat judgment yang lebih tepat dibandingkan dengan auditor yang mempunyai pertimbangan moral yang rendah. (2) Auditor dalam tekanan akan membuat judgment yang kurang tepat dibandingkan dengan auditor tanpa tekanan (3) Tekanan kepatuhan diatas tingkatannyalebih tinggi tidak akan mempengaruhi auditor untuk membuat judgment yang kurang tepat daripada tekanan kepatuhan dari atasan yang tingkatannya lebih rendah. (4) Ketika di bawah pengaruh tekanan kepatuhan, auditor yang memiliki Authoritarian tinggi akan membuat judgment yang kurang tepat dibandingkan dengan auditor yang memiliki Authoritarian rendah (5) Dengan meningkatnya hirarki sumber pengaruh tekanan, auditor dengan Authoritarian tinggi tidak akan membuat judgment yang kurang tepat dibandingkan dengan auditor yang memiliki Authoritarian rendah (6) Dibawah tekanan kepatuhan, auditor pria membuatjudgment yang kurang tepat dibandingka auditor wanita.