KEPEMIMPINAN

Dosen: Yuniadi Mayowan, S.Sos. MAB

Kasus Kepemimpinan

Oleh:

Salma Afifah 125030400111075

Kelas B

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Case: 3C LEADERSHIP Scenario: Drugs Unlimited, Inc.
Poppa Pill, the original owner of Drugs Unlimited, has been running his generic drug manufacturing operation since he started it in 1989. His most successful pharmaceutical is what he calls the “life extender” which has been a very popular over-the-counter
product for decades. Poppa knows he’s getting on up in years, so he’s planning to develop a new subsidiary called Head Cases. He wants to get it up and running smoothly before his anticipated retirement in the year 2000. Since he won’t have time
to run both companies and still play squash four times a week, he’s decided he’ll have to find someone to take over the leadership of Drugs Unlimited.
Before his wife died in 1930, she was managing the operations. However, because of her dictatorial management style, turnover was always a problem. Since then Poppa has seen sixteen VPs of operations come and go. He believes that the more successful ones seem to be “people friendly” types, and notes that many seem to become more care-free and outgoing once they learn a lot about the company products. The workers seemed to always be happy and motivated, especially those working on the production lines. However, since the FDA came in four years ago and tightened up specifications and record keeping, the workers are starting to act like those found in most companies. Some say they want no supervision, others want to know exactly what it is they are supposed to do, and a couple insist on being managers themselves.
Poppa has retained you, an expert HR consultant, to help him establish effective leadership for the organization. Therefore, he has contracted you at $1500 a day, to develop a leadership development plan for identifying and training managers who can successfully lead the company into the next century.
Your contract with Drugs Unlimited, Inc. specifies that you will:
1. Decide on what leadership approach(s) to implement.
2. Develop a plan to train managers.
3. Have the managers up to speed by the end of the year.
4. Make sure the plan won’t be a bitter pill for the line workers to have to swallow.

Untuk mengatasi kasus tersebut, pendekatan yang bisa diimplementasikan menurut saya adalah Pendekatan Sifat/Ciri.

Pendekatan sifat berasumsi bahwa beberapa orang memiliki ciri-ciri dan keterampilan tertentu akan muncul dan efektif sebagai pemimpin. Istilah ciri menunjuk kepada sejumlah atribut individual, yang dapat berupa kepribadian, nilai-nilai dan keterampilan. Robbins (2008:127) kepribadian (personality) merupakan keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Nilai adalah sikap yang diinternalisasikan mengenai apa yg benar dan salah, yang etis dan tidak etis, dll. Keterampilan mengacu pada kemampuan melakukan sesuatu dalam cara yang efektif. Kepribadian, nilai dan keterampilan dibentuk bersama antara bawaan keturunan dan pembelajaran.

Teori sifat berusaha mengidentifikasi sifat-sifat khas (fisik, mental, kepribadian) yang diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan. Peter G. Northouse menyimpulkan sifat-sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin yang melakukan kepemimpinan (menurut pendekatan sifat) adalah sifat-sifat kualitatif berikut:

  1. Intelejensi, pemimpin cenderung memiliki intelejensi dalam hal kemampuan bicara, menafsir dan bernalar yang lebih kuat ketimbang yang bukan pemimpin.
  2. Kepercayaan Diri, keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan diri.
  3. Determinasi, hasrat menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi dan cenderung menyetir.
  4. Integritas, kualitas kejujuran dan dapat dipercaya.
  5. Sosiabilitas, kecenderungan pemimpin untuk menjalin hubungan yang menyenangkan.

Sementara itu secara kuantitatif:

  1. Neurotisisme, kecenderungan menjadi depresi, gelisah, tidak aman, mudah diserang dan bermusuhan.
  2. Ekstraversi, kecenderungan menjadi sosiabel dan tegas serta punya semangat positif.
  3. Keterbukaan, kecenderungan menerima masukan, kreatif, berwawasan dan memiliki rasa ingin tahu.
  4. Keramahan, kecenderungan untuk menerima, menyesuaikan diri, bisa dipercaya dan mengasuh.
  5. Kecermatan, kecenderungan untuk teliti, terorganisir, terkendali, dapat diandalkan, dan bersifat menentukan.

Selanjutnya dipilih para pegawai yang dianggap mampu untuk dijadikan pemimpin, dengan mengspesifikasikan kriteria-kriteria tertentu akan terpilih manager-manager baru, yang akan diberi pelatihan kepemimpinan, lalu mereka dianjurkan untuk menggunakan pendekatan sifat untuk mengatasi masalah pada perusahaan tersebut, dengan mengandalkan sifat-sifat yang dimiliki diharapkan mereka dapat menyelesaikan masalah, dan memimpin perusahaan kedepannya.

Untuk menyelesaikan permasalahan pegawai yang terjadi saat masuknya FDA, yaitu adanya pegawai yang merasa tidak ingin diawasi, ada yang ingin mendapat pengawasan dan perhatian khusus dan ada juga yang ingin menjadi manager untuk dirinya masing-masing.

Atas masalah tersebut, dengan sifat yang dimiliki oleh pemimpin diharapkan pemimpin melakukan pendekatan-pendekatan individual kepada pegawainya. Sesuai dengan uraian pendekatan sifat, pemimpin memiliki sifat ekstraversi, yaitu kecenderungan menjadi sosiabel dan tegas serta punya semangat positif. Jadi pemimpin dekat dengan pegawainya, pemimpin juga senang memberi motivasi-motivasi positif yang membangun semangat para bawahan atau pegawai untuk meningkatkan produktifitasnya dalam bekerja dengan senang dan tanpa paksaan atau merasa diawasi secara terus menerus. Selain itu pemimpin juga mempunyai sifat keterbukaan, pemimpin tidak hanya melulu pada pendiriannya dan tidak memperhatikan masukan dan pendapat dari yang lain. Pemimpin menjadi tempat untuk mengutarakan aspirasi pegawainya. Hal ini juga dimaksudkan agar pemimpin tau benar apa yang sedang terjadi pada perusahaannya tersebut. Ada juga keramahan, yaitu kecenderungan untuk menerima, menyesuaikan diri, bisa dipercaya dan mengasuh. Dan kecermatan yaitu kecenderungan untuk teliti, terorganisir, terkendali, dapat diandalkan dan bersifat menetukan.