Resiliensi Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Down Syndrome ... (Maulana)

PSIKOBORNEO, 2017, 5 (2) : 320-330
ISSN 2477-2674 (online), ISSN 2477-2666 (cetak), ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2017

RESILIENSIPADAORANG TUAYANG MEMILIKIANAK

DOWNSYNDROME

(StudiKasusPadaOrangTuaSiswaSLBNegeriTanjungSelordi

WilayahKalimantanUtara)

MaulanaAzmi[1]

Abstrak

This studyis aboutresilienceinparents whohavechildrenwithDown syndrome,whatfactors influenceresilienceinparentswithDownsyndrome childrenandhow theimageofparentalresilience indailylifewith their down syndromechildren.Thisresearchusesqualitativeresearchbased on phenomenologyapproach.Respondentsweretaken basedonpurposefulsampling thatis theselectionofsubjectsinresearchbased on the characteristicsthatmeet thegoals thathavebeen determined.Datacollectionmethod is themethodof interviewing and observation withfour research subjects.

Theresultsshowedthatthefoursubjectshadgoodresiliencecanbe seen fromthesupporting factorsandresilience characteristicsso thatparentsareable toacceptthe conditionof thechild.InthefirstsubjectJNinitiallyfeltthathedid notaccepthisson'sstateofbeingdownsyndromeandthenthroughalong process JN could accept his son's condition. The second subject of AV felt confused andscaredofhisson'ssituation but thehelpof thespiritandsupportof familyandrelativesmakeAVable tosurvive.ThethirdsubjectoftheDR was initiallydisillusionedwith thestateofhis downsyndromebuttheDRfeltableto acceptandappreciate thatwhichGodhadpredestined.Thefourth subject HN willinglyacceptandalways grateful for theconditionofhis sonand familywho alwaysgivesupportand encouragement to his son with asgood aspossible.

Keywords: ParentsResilience, Down Syndrome

Pendahuluan

Downsyndromemerupakan kelainangenetis yang menyebabkan keterbelakangan fisik dan mental dengan ciri-ciri yang khas pada keadaan fisiknya. Secara umum perkembangan dan pertumbuhan fisik anak down syndromerelatiflebihlambat.Keterbelakanganmentalyangdialamianakdownsyndromemengakibatkan keterlambatan dalamperkembanganaspekkognitif, motorik, dan psikomotorik(Wiyani, 2014).Down syndromeberbedadengan penyandanggangguanyang lainnya,dimanaanakdengangangguandown syndromememilikiciriyang khas memilikikarakterwajahyangmirip(seribu wajah),sehinggamudahterlihatdengankasatmatasertamengalamiretardasimental.Adapunpenelitianiniberfokuspada anakdengangangguandown syndromedimana ini merupakangangguanketerbelakanganperkembanganfisik dan mental, down syndromesendirimerupakan bagian darianak tunagrahita.

Down syndromeadalah suatu kondisiketerbelakangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.Anakdengandownsyndromememilikikelainan padakromosomnomor21yangtidak terdiridariduakromosomsebagaimana mestinya,melainkan tigakromosom (trisomi21)sehinggainformasigenetikamenjaditerganggu,kromosom ini terbentukakibatkegagalansepasangkromosomuntuksalingmemisahkandiri saatterjadipembelahan.Kromosommerupakanserat-seratkhususyangterdapatdidalamsetiapseldidalambadan manusiadimana terdapatbahan-bagangenetik yangmenentukan sifat-sifatseseorang(Smart, 2010).

Orang tuamemilikiperanyang penting dalamperkembangananakdown syndrome.Geniofam(2010)menyatakanbahwaperansertaorang tuadalam memberikanpenanganankepadaanakdownsyndromesecara tepat,terarah,sedinimungkindanmemberirasakasihsayangamatlahpenting bagiperkembangan anak, serta dapatmemberikan kesempatan besarpada anak agar dapat hidup mandiridimasadepan.

Sampaisekarang belumadapenelitianpasti mengenaipenyebabdown syndrome, namunkondisi yangseringdijumpai sebagai penyebab munculnyadownsyndromeiniantara lain karena adanyakromosomekstradalamsetiap sel tubuh, faktor penyebab lain yang menimbulkan resiko tingginya resiko mempunyaianakdownsyndromeadalahumur orang tua(Gunarhadi,2005). Semakintuaumur ibu,semakin pulaibu memilikipeluang untukmelahirkan anak downsyndrome.Peningkatanpeluangmelahirkananakdownsyndrometerjadiapabila ibuberusia35 tahunkeatas.Usiaberpengaruhterhadappeluang memiliki anakdownsyndrome,seorang ayahyangberusia50tahunterbuktimenunjukan pengaruhterhadapkonsepsi(pembuahan)janindengan down syndrome (Gunarhadi, 2005).

Setiap orang tua yang memiliki harapan terhadap anaknya dan ingin memilikianakyangsempurnaperkembangannya.Namunseringterjadiharapan itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, dimana anak memperlihatkan masalah dalamperkembangannya, orangtuayangmemilikianak down syndrome cenderung menunjukkan reaksi emosi yang negatif ketika mengetahui anak mengalami gangguan dan membutuhkan usaha yang lebih untuk mengatasi permasalahan yangmunculpadaperilaku anaknya(Susanti, 2014).

Reaksipertamaorang tuaketika anaknyadikatakanbermasalah adalah tidakpercaya,shock,sedih,kecewa,merasabersalah,marahdan menolak. Ada masaorangtuamerenungdantidakmengetahuitindakantepatapayangharusdiperbuat. Tidak sedikit orang tua yang kemudian memilih tidak terbuka mengenai keadaan anaknya kepada teman, tetangga bahkan keluarga Sutadi (dalamSusanti, 2014).

Plumb (2011) mengemukakan bahwa tingkat stress, depresi dan kecemasanorangtuayangmemilikianakdownsyndromelebihtinggi.Disiniorang tuadituntutuntukdapat mengatasirasafrustrasiyang dirasakan. Pahamini mengarah pada resiliensi pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khususdalamhal ini adalahanakdengangangguandownsyndrome.Resiliensi merupakansuatuproses yang alamiah terjadidalamdiri individu.Hanyasaja, seberapawaktuyangdiperlukanolehseseoranguntukmelewatiprosestersebutbersifatindividual.Individudenganresiliensiyang baikadalahindividuyang berempati, tenang, optimis, dan percayabahwasegalasesuatu dapatberubah menjadi lebih baik. Individu mempunyai harapan terhadap masa depan dan percayabahwaindividudapatmengontrol arah kehidupannya.Optimismembuat fisik menjadilebih sehat dan mengurangikemungkinan menderitadepresi.

Tuner(dalamYuniardi danDjudiyah,2011)mengemukakanbahwa resiliensi adalahsebuah kapasitasmentaluntuk bangkitkembalidarisebuah kesengsaraandanuntuk terusmelanjutkankehidupanyang fungsionaldengan sejahtera. Jadidapatdisederhanakanbahwaresiliensiadalahprosesmenemukan kembali hal positifdi balik suatu kemalangan dan memanfaatkannya sebagaitenagauntuk memantulbangkit.

Siebert(dalamYuniardi, 2009)menjelaskanbahwaresiliensiinisangat penting karenaorangyangresilien mengetahuibagaimanamengembalikan mental darisuatu kemalanganataukesengsaraandanmembaliknyamenjadisesuatuyang lebih baik, bahkan dibandingkan keadaan sebelum kemalangan itu sendiri.Merekamajudengancepatdalamperubahanyang berlangsung terusmenerus karena mereka fleksibel,cerdas,kreatif,secara cepatmenyesuaikandiri,sinergik, danbelajardaripengalaman.Merekadapat mengendalikankesulitan-kesulitan besar,denganlebih baik meski mengalamiberbagaimacamkemunduran atau permasalahan,merekatetap tidakmengeluh dengankondisihidupnya.

Berdasarkanfenomenadiatasmaka,peneliti inginmenelitimengenai ResiliensipadaOrang Tuayang MemilikiAnakDownSyndromediSekolah Luar BiasaNegeri Tanjung SelorBulunganKalimantan Utara.Bagaimanaresiliensi orang tuadalam menjalanikehidupan sehari-harinyabersamadengan anak yang mengalamigangguandownsyndromesertafaktorapayang mendukung pemenuhan resiliensipadaorangtuamemiliki anakdown syndrome.

Kerangka DasarTeoriDown Syndrome

Down syndromemerupakan kelainan kromosomyakni terbentuknya kromoson 21, kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosomsalingmemisahkandirisaatterjadipembelahan.Berbedadengananakautis,yangmemang selintasterlihatsepertianaknormal,anak-anakdownsyndromememang langsung bisadilihatperbedaannyadengananak normal.Wajahmerekabundar seperti bulan purnama (moon face), dengan mata sipit yang ujung-ujungnyatertarik keatas(Namira, 2012).

Down syndromemerupakan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisikdanmentalanakyang diakibatkanadanyaabnormalitasperkembangan kromosom. Kromosom merupakan serat-serat khusus yang terdapat didalam setiap sel yang berada didalam tubuh manusia, dimana terdapat bahan-bahangenetik yangmenentukansifatseseorang(Wiyani, 2014).

MenurutSantrock(2011),Downsyndrometermasukanak tunagrahita yang mengalamikelainan fisikdalam tampilanwajahyang miripantarayangsatu denganyang lainnya.Perkembangananakpenyandang downsyndromememiliki perkembangan yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan anak normalumumnya.

Resiliensi

Wolins(dalamEkasaridan Andriyani, 2013) resiliensi adalah kemampuan luarbiasayangdimilikiindividudalammenghadapikesulitan,untukbangkitdarikesulitanyang menjadifondasidarisemuakarakterpositif dalammembangun kekuatanemosionaldan psikologis sehat.

Grotberg (dalamDesmita, 2012)mendefinisikanresiliensiadalahindividu yang mampubertahandanpulihdarisituasinegatif secara efektif sedangkan individulaingagalkarenamerekatidakberhasilkeluardarisituasiyangtidakmenguntungkan.Kemampuanataukapasitas individuyang dimilikibaik seseorang,kelompokataumasyarakatyang memungkinkanuntuk menghadapi, mencegahmeminimalkandanbahkanmenghilangkandampak-dampak yang merugikan darikondisi-kondisiyang tidakmenyenangkanataubahkan mengubah kondisikehidupanyangmenyengsarakanmenjadisuatuhalyangwajaruntukdiatasi.

MenurutSiebert(2005), resiliensiadalahkemampuanuntukmengatasi denganbaik perubahan terbesaryang mengganggudanberkelanjutan dengan mempertahankankesehatandanenergiyang baikketikaberadadalamtekanan yangkonsisten sehinggamampu bangkitkembali darikemunduran.

Resiliensi adalah “The ability to persevere and adapt when thing goaway”.Artinyaresiliensi merupakansuatu kemampuanuntukbertahan dan beradaptasi ketikaada sesuatu hal yangkacau. Individu dituntut untukcepatdalam melakukan penyesuaian ketika mengalami masalah atau mendapatkantekanan dalamhidupnya(Reivich dan Shatte, 2002).

MetodePenelitian

Metodepenelitianyangdigunakandalampenelitianini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitiannaturalistikkarenapenelitianyadilakukanpadakondisiyang alamiah (naturalsetting).Metodekualitatif berusahamengungkapberbagaikeunikan yang terdapatdalam individu, kelompok,masyarakat,danorganisasidalamkehidupan sehari-harisecaramenyeluruh,rinci,dalam,dandapatdipertanggung jawabkan secara ilmiah(Sugiyono,2010).

Jenispenelitianyangdigunakandalampenelitianiniadalahstudikasus danprinsippengambilan datamenggunakansnowballyaituprosedur pengambilan sampelberdasarkanpengambilansampelbolasalju(snowballsampling).Metodepenelitian ini menggunakanobservasi,wawancaradandokumentasi, sedangkan untuk teknikanalisadatamenggunakan reduksidatadan penyajian data.

HasilPenelitian dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resiliensi pada orangtuayangmemilikianakdownsyndromediSLBNegeriTanjungSelorsertauntukmengetahuisecaralebihmendalammengenaifaktor-faktorapasajayangmempengaruhiresiliensi padaorang tuayang memilikianakdownsyndrome. Subjekdalampenelitian iniberjumlah 4orangdengancirisubjek yang terlibat sebagai berikut ayah dan ibu yang memiliki anak yang mengalami downsyndromeyaituJN, AV,DRdan HN.Penelitian ini dilakukandidua tempat berbedayaitudiSLBNegeriTanjungSelor dan dirumahsubjekdengandurasi yangberbeda-bedaselamaempatkalipertemuan.

Berdasarkan hasil wawancara, saat awal mengetahui anaknya terkenadownsyndrome,JNmerasatidakmenerimahalitu,ditunjukandengansikap subjek yang malu, sedih, merasa binggung dan bahkan sempat tidak salingkomunikasidengansuamisubjek.SelainituJNmerasamasihsering merasasedihjika melihatanak-anaklainyangnormaldibandingkananaknyayangmengalami downsyndrome.Subjekjugamengakujarangmencariinformasi,bahkansubjek JN tidak pernah mencari informasi kepada psikolog, subjek hanya bertanyamencari informasi kepada pihak SLB. Hal tersulit yang dirasakan subjek JN adalahomonganorang-orang baruyang beradaditempatumumdanpandangan orang lain yang melihat aneh kepada anaknya. Akhirnya seiring berjalannya waktudandukunganyangdiberikankeluargaterutamasuamidanibusubjek, JN mampu menerimakeadaan anaknyadan memperhatikan anak-anaknya,

Geniofam(2010)menyatakanbahwaperansertaorang tuadalam memberikanpenanganankepadaanakdownsyndromesecara tepat,terarah,sedini mungkindanmemberirasakasihsayangamatlahpenting bagiperkembangan anak, serta dapatmemberikan kesempatan besarpada anak agar dapat hidup mandiridimasadepan.

Berdasarkan hasil wawancara, AV awal mengetahui anaknya terkena downsyndrome,AVmerasatidak mengertiakan hal apayang terjadikepada anaknya, subjek merasabinggung, stress, sedih, merasa marah dan bahkan subjek merasaketakutanuntuk membayangkanbagaimanakehidupan anaknyadimasa depandengankondisinyayangmengalamidownsyndrome.SelainituAVdankeluargajugasempatmerasa terpukuldengankeadaan anaknya.subjek pada awalnyamerasa maludanmenghindariorang-orangyang subjekkenalnamun belummemahamikondisianaknya.

Orang tuamengungkapkanreaksinyadengancara memperlihatkan perasaansedih,marahdanmalu.Perasaansepertiiniterkadangnaikturunantaraharapandankeputusan,terkadang sedih,optimis, danperasaanpasrahkepada kenyataan (Gunarhadi, 2005).

SubjekAVmendapatsemangatdandukunganyangdiberikankeluarga dankerabatdengan memberikanmotivasikepadasubjek,memberikaninformasi yang subjek butuhkan, serta selalu ada disaat AV memerlukan tempat untukmencurahkanisi hati.Namuntempat terbaik untuk berceritatentangmasalah subjekadalahsuamisubjek.AV mampumenerimakeadaan anaknyadan memperhatikananak-anaknya, AVmemilikiperanyangpenting dalam mengembangkanpotensipilihan anaknya,subjek jugamerawatserta menjagadan memperdulikankemandiriananaknyasepertimengajarimengantibaju,danselaluberusahasosialisasikepada lingkungan keluargadanlingkungan sekolah.

Keluargayang memiliki anakdengandiagnosadownsyndromeakan melaluiprosestertentuyangmemungkinkan merekauntukbertahan dan beradaptasihinggamerekadapatmenjadisebuahkeluargayang resilien.Adapula reaksiorangtuayangkecewadanmerasabahwaanaknyaberbedadengananak-anakyang lain.Resiliensidapatdiartikanuntukmenggambarkanbagianpositif dariperbedaanindividualdalamdalamrespons seseorang terhadapstres dan keadaan yangmerugikan. (Desmita2012).

Berdasarkanhasilwawancara,saatmengetahui anaknyaterkena down syndrome, DR mengatakan sangat berat menjalani hidup, sulit untukmempercayaibahwaanaknyatidak terlahirdengan normalseperti anak-anak yang lain,ditunjukandengansikapsubjeksedihdankasihanterhadapanaknya.Haltersulit yang dirasakan subjek DR adalah rasa kecewa DR yang mengetahui bahwaanaknyamengalamidownsyndromedan keadaanistrinyayang sangat buruk pascamelahirkan anakdown syndrome, dan rasabinggung subjek terhadap pertanyaorang-orang terdekatnyamengenai masalahanaknyadanjugaperilaku anaknyayangberubah-ubah merupakan kesulitan tersendiribagisubjek. Akhirnya seiring berjalannyawaktu,dukungandansemangatyang diberikan keluarga terutamakakakkandung danadikkandung subjeksertaistrinya,DRmampu menerimakeadaan anaknyadanmemperhatikananak-anaknya.

DRtidakmerasamarah padaorang-orang yangberpandanganburuk terhadapanaknyasubjekmemilihuntuksabardanikhlas,namunsubjekmengakubelumpernahmengalamihalburukbersamaanaknyatapijikaadaoranglain yang bertindak tidaksopandan kurang ajarterhadapanaknyasubjekDR akan menegurorang tersebut.DRtidakmenyalahkan siapapunataskejadianyang menimpa anaknya,DRberfikirjikasemuayang terjadikarenaAllah memiliki maksud dan rencana terbaik untuk anaknya yangmengalamidown syndromesehinggaDRbisaikhlas menerimadanmensyukuriapayang telahditakdirkan. Selain ituDRtetapselalu berusahauntuk membahagiakankeluarganyayaituanak danistrinyadanmendukungkehidupananaknyauntukbisalebihbaik lagi kedepannya.

Tingkatpenerimaanorangtuadalammenerima anak denganproblematikadown syndrome sangat dipengaruhi oleh tingkat kestabilan dan kematangan emosi.Pendidikan,anggotakeluarga,danstrukturdalamkeluarga.Penerimaan diriterhadap seoranganakmerupakan refleksidaripenerimaan dirisubjek sendiri. Ayahyang mempunyaipenerimaandiriyang baikmakadapatdenganmudah menerimakekurangananaknya,begitupulasebaliknyayang menjadikansubjek memilikikemampuan resilienmenjadi lebih baik (Rizkiana, 2009).

HN merupakan subjek keempatdaripenelitian ini, Berdasarkan hasil wawancara,saat mengetahuianaknyaterkenadownsyndrome,HN mengatakan sangatsedih melihatkeadaan anaknyayang mengalamidown syndrome. Subjek mengaku sulit mendapatkan informasi mengenai masalah anaknya Karenakurangnyasaranayang ada.Hal tersulityang dirasakansubjekHN adalah rasa sedihdankasiansaatmengetahuibahwaanaknyamengalamidownsyndrome dan jugaperilakuanaknyayangkurang aktifuntukbelajardanbergerak melakukan kegiatan merupakankesulitanbagisubjek.Akhirnyaseiring berjalannyawaktu, dukungandansemangatyang diberikankeluargaterutamaistriHNkarenasubjekmerupakanpendatangyang tidakpunyakeluarga,HNmampu menerimakeadaan anaknyadan memperhatikan anak-anaknya.

HN tidakmerasamarah danmelakukan tindakan yang berlebihanpada orang-orangyang berpandanganburuk terhadapanaknya,bahkansubjekdengan pasarahmembiarkanoranglainuntukberpikirburukterhadapanaknyaKarenasubjek merasaitu adalahhak setiap oranguntukmenilaianaknya. HN lebih memilihuntuksabardanikhlas,dantidakterlalumemikirkanpendapatoranglainterhadapkekurangananaknya.HNtidakmenolakdengankondisiyangterjadi pada anaknya di karenakan sejak awal subjek sudah ikhlas dengan kondisi anaknyayang mengalamidownsyndrome. HNberfikirjikasemuayang terjadi karenaTuhanmemilikijalantersendiriuntukanakdankeluarganya.DRbisa ikhlasmenerimadan mensyukuriapayangtelah ditakdirkan kepadaanaknya.

Konsepresiliensididasariolehkapasitaskemampuan individuuntuk menerima,menghadapi danmentransformasikan masalah-masalahyangtelah, sedang danakandihadapisepanjang kehidupanindividu.Resiliensidapat digunakanuntukmembantuindividudalammenghadapidanmengatasisituasi sulitsertadapatdigunakanuntukmempertahankansertameningkatkankualitashidupnya(Widuri,2012).

Berdasarkanhasilwawancara danobservasipada penelitianini,bahwa keempatsubjek merupakanorang tuadengananakdownsyndromeyang memiliki kemampuankhususdalambertahandari masalah-masalahyang timbul, keempat subjek memiliki resiliensi yang cukup baik terlihat dari bentuk karakteristikresiliensi masing masing subjek yang baik serta faktor-faktor yang membuat subjek menjadiindividu yangpositif.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yangtelah disampaikan, penelitimenyimpulkan bahwa:

  1. JNmemilikiresiliensiyangcukupbaikdimanasubjekmemilikifaktor-faktor resiliensiyangbaikdanjugamemilikikarakteristikresiliensi.Haltersulit yangdirasakansubjekJN adalah merasatidakmenerimakeadaananaknya yang mengalamidownsyndrome,ditunjukandengansikapsubjekyang malu, sedih, merasabinggung danbahkan sempat tidaksaling komunikasidengan suami.JNmerasamasihseringmerasasedihjikamelihatanak-anaklain yang normaldibandingkananaknyayang mengalamidownsyndromeserta omonganorang-orangbaruyangberadaditempatumumdanpandangan orang lainyang melihatanehkepadaanaknya.JNmampumenerimakeadaan anaknyasertaJN berfikirjikasemuayang terjadikarenaAllah memiliki rencana laindanmemiliki alasan mengapa anaknyaterkenadownsyndrome, sehinggaJNmencoba menerimadan mensyukuriapayang telahditakdirkan danmemperbanyak ibadahsertamembacadoauntukkebaikananaknya. Selain itu JN tetapselaluberusahauntukmembahagiakandanmendukung anaknyauntukbisalebih baiklagikedepannya.JNyakinjikasemua akan baik-baik sajadan akan lebih baik kedepannya.
  2. AV memiliki resiliensiyangcukup baikdimanasubjekmemilikifaktor-faktorresiliensiyang baikdan jugamemilikikarakteristik resiliensi.Hal tersulityangdirasakansubjekAV adalahKesulitandalamhalmenjaga suasanahatidarisubjek sendiriyangterkadang dalamkeadaanfisikyang kurangsehatdanjugasuasanahatianaknyayangterkadangbisajaditidakbaik.AVmendapatsemangatdandukunganyang diberikankeluargadan kerabatdengan memberikan motivasikepadasubjek, sertaselalu adadisaat AV memerlukantempat untukmencurahkanisi hati.AVmampu menerima keadaan anaknya dan memperhatikan anak-anaknya, AV memiliki peran yang penting dalammengembangkanpotensi anaknya,subjekjugamerawat serta menjagadanmemperdulikankemandiriananaknyasosialisasikepada lingkungan keluargadan lingkungan sekolah.
  3. DR memiliki resiliensi yangcukup baik dimana subjek memiliki faktor- faktorresiliensiyang baikdan jugamemilikikarakteristik resiliensi.Hal tersulityangdirasakan DRadalahrasakecewasaat mengetahuibahwa anaknyamengalamidown syndromedankeadaanistrinyayangsangatburuk pascamelahirkan anakdownsyndrome, DRtidak menyalahkansiapapun atas kejadian yang menimpaanaknya,DRberfikirjikasemuayang terjadikarena Allah memilikimaksuddanrencana terbaik untuk anaknyayang mengalami downsyndromesehinggaDRbisaikhlasmenerima dan mensyukuriapayang telahditakdirkan.Selain ituDRtetapselaluberusahauntukmembahagiakan keluarganya yaitu anak dan istrinya dan mendukung kehidupan anaknya untuk bisalebih baik lagikedepannya.
  4. HN memiliki resiliensiyangcukup baikdimanasubjekmemiliki faktor- faktorresiliensiyang baikdan jugamemilikikarakteristik resiliensi.Hal tersulityang dirasakan subjekHNadalahrasasedihdankasian saat mengetahuibahwa anaknya mengalamidown syndromedan jugaperilaku anaknyayang kurang aktif untukbelajar dan bergerak melakukankegiatan merupakan kesulitanbagisubjek, dukungandansemangatyang diberikan keluargaterutama istriHNmerupakan kekuatanterbesarHNkarenasubjek merupakan pendatang perantau yang tidak punya keluarga. HN tidak menolak dengan kondisi anaknya di karenakan sejak awal subjek sudah ikhlas dengankondisi anaknyayang mengalamidownsyndrome.HN ikhlas dan mensyukuri apa yang telah ditakdirkan kepada anaknya walaupun kondisimentaldan fisik anaknya menjadikekuranganya.

Saran

Berdasarkanhasilpenelitian,penelitiinginmemberisaranuntukbeberapaorang yangterlibatdalampenelitianini, yaitu :

  1. Bagisubjekyangmemilikiresiliensiyangbaikdandukungandarikeluargadanorang-orang terdekatharusmempertahankannya,dengancaraterus melakukankomunikasidanbersosialisasi.Orangtuayangmemilikiresiliensiyang baik maka mampu bersikap ikhlas dan sabar dalam menjalani kehidupanyadan memberikan dukungan yangbaik untuk anaknya.
  2. Bagi keluarga diharapkan membaca dan menambah wawasan, mengenai bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak yang menderita down syndromedan dapatselalu memberikan dukunganpadaorang tuayang memilikianak down syndrome.
  3. Bagipemerintahdiharapkanlebihmemperhatikananakberkebutuhankhusus danmendukung anak-anaktersebutdalam mengembangkanpotensinya denganmemfasilitasikebutuhan anakberkebutuhankhususdiSLBNegeri Tanjung SelordanbagiSLBdiharapkanlebihdapatmemahamiapayang harusdilakukanuntukmendidikanakdownsyndrome.Selain itupihak sekolahagarlebihdapatpedulidanmemperhatikananakyangmenderita downsyndrome.Karena anakyang menderitadownsyndromesangatbutuh perhatian lebihdandukungandarilingkunganterdekatsalahsatunyaadalah sekolah.
  4. Bagipenelitiselanjutnyadapatmelanjutkanpenelitiandenganmenambah teori-teori mengenaidown syndrome,agardapat menambahbahan mengenai penderitadownsyndrome.Penelitimengunakan metodekuantitatif dengan metodeterbarusertamenambahsubjek atauinformanagardatayang dimiliki lebih baikdaripenelitisebelumnya.

Daftar Pustaka

AlSiebert.2005. TheResiliencyAdvantage:Master Change,ThriveUnder Pressure,andBounceBackfromSetbacks. California:Berrett-Koehler Publishers,Inc

Desmita.2012.Psikologi Perkembangan.Bandung: PTRemajaRosdakarya.

Ekasari,A.Andriyani,Z.2013.PengaruhPeerGroupSupportdanSelfEsteem Terhadap Resillience Pada Siswa SMAN Tambun UtaraBekasi. JurnalSoul.Vol.6No1.Hal50-65

Geniofam.2010.MengasuhdanMensukseskanAnakBerkebutuhanKhusus.Jogjakarta: Garailmu

Gunarhadi. 2005. Penanganan Anak Sindroma Down Dalam LingkunganKeluargadanSekolah.Jakarta: Depdiknas.

Jennifer C. Plumb, 2011. The Impact Of Social Support And Family ResilienceOnParentalStres. JournalOfPersonalityAndSocial Psychology

OkkieRizkieNamira,FelizaZubair,PriyoSubekti.2012. Komunikasi InstruksionalGurudenganAnakDownSyndrome diSekolahInklusi. EjournalMahasiswaUniversitasPadjadjaran.Vol1: No2.

Revich,KandChatte,A.2002.Theresiliencefactor:7essentialskillforovercominglife’sinevitableabstacle.NewYork:Random Houseinc.

Rizkiana, Ulfa dan Retnaningsih. 2009. Penerimaan Diri pada RemajaPenderita Leukimia. Universitas Gunadarma Jurnal Psikologi, Volume2,No.2.

Santrock,JhonW.2011.Adolescence.Jakarta:Erlangga

Smart,Aqila.2010.AnakCacatBukanKiamatMetodePembelajarandanTerapiuntukAnakBerkebutuhanKhusus.Yogyakarta:Katahati

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD.Bandung:Alfabeta.

Susanti,H.2014. RepresentasiKonsep DiriOrangtuayangMemilikiAnak Autis.JurusanIlmuKomunikasiUniversitasRiauPekanbaru.Vol5: No1.hlm.1-118

Widuri,E.L.2014.RegulasiEmosidanResiliensiPadaMahasiswaTahunPertama.JurnalPsikologiUniversitasAhmadDahlan,vol.9No.2

Wiyani, Novan Ardy. 2014. Buku Ajar Penanganan Anak Usia DiniBerkebutuhanKhusus.Yogyakarta:Ar-RuzzMedia

Yuniardi,M.Salisdan Djudiyah.2011.“SupportGroupTherapy”Untuk MengembangkanPotensi Resiliensi Remaja Dari Keluarga “Single Parent” di Kota Malang. Jurnal Psikobuana Vol. 3, No. 2, 135–140.

1

[1]MahasiswaProgramStudiPsikologi,FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik,UniversitasMulawarman.Email: